(ST, Jakarta 30/3) Setelah adanya issu yang memojokkan TNI khususnya Kopassus TNI AD, Kepala Pusat Penerangan TNI, Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen, S.IP segera memberikan suatu tanggapan.
Dalam tanggapanya, Sagom mengatakan, Allan Nairn, seorang wartawan asal Amerika Serikat kembali membuat ulah. Melalui blognya tertanggal 21 Maret 2010 merilis cerita bohong. Dikatakan bahwa saat Pemilu 2009, beberapa aktivis partai lokal di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menjadi korban pembunuhan yang dilakukan prajurit Kopassus TNI AD atas perintah petinggi dari Jakarta.
Menurut dia, Cerita Allan Nairn didasarkan pada pernyataan sejumlah pihak yang dia katakan sebagai pihak yang terlibat dalam pembunuhan. Satu kesimpulan yang seharusnya tidak layak ditebar wartawan senior sekelas Allan Nairn. Karena sangat tidak mungkin seseorang yang dikatakan terlibat dalam pembunuhan, mengakui perbuatannya kepada siapapun. Kecuali yang bersangkutan memang ingin mendekam dan hidup dalam penjara.
Bahwa Allan Nairn melakukan kebohongan publik dengan mengatakan Kopassus TNI AD melakukan pembunuhan di Provinsi NAD tahun 2009 dapat dibantah dengan hanya dua fakta yang tidak terbantahkan.
Pertama, bahwa sesuai dengan salah satu butir kesepakatan dalam MoU Helsinki, pasukan non organik TNI harus segera ditarik dari Provinsi NAD. Penarikan pasukan non organik dilaksanakan akhir tahun 2005 dan sejak tahun 2006 hingga sekarang tidak ada lagi pasukan non organik (termasuk Kopassus TNI AD) yang bertugas di Provinsi NAD.
Adapun yang Kedua, bahwa selama penyelenggaraan Pemilu tahun 2009, institusi TNI tidak pernah menerima laporan dari Polri atau Pengawas Pemilu yang menyatakan adanya prajurit Kopassus TNI AD yang melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil atau aktivis partai lokal di Provinsi NAD.
Dengan kedua bukti ini, jelas bahwa tudingan Allan Nairn terhadap Kopassus TNI AD salah alamat. Dan bidikan Allan Nairn terhadap Kopassus TNI AD ini mengundang pertanyaan : ”Ada maksud dan niat apa dibalik tuduhan dan kebohongan tersebut?”
Namun institusi TNI tidak perlu menduga-duga terlalu jauh, sebab sedikit banyak telah mengenal sepak terjang Allan Nairn sejak tahun 1980-an. Yang penting, seluruh komponen bangsa Indonesia harus waspada terhadap isu-isu picisan yang dilontarkan pihak-pihak tertentu yang bertujuan menghancurkan pilar-pilar keutuhan, bahkan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia, demikian ungkap Sagom Tamboen (rstm 113).
Selasa, 30 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar