S M - Suatu daerah yang sedang atau telah dirundung suautu konflik atau peperangan tentunya memiliki sesuatu masalah tersendiri seperti adanya tingkat kerawan terhadap terjadinya ledakan bom. Beberapa bahayanya bom, seperti, bom mobil, ranjau darat/laut, bom bunuh diri bahkan termasuk bom-bom sisa peperangan yang gagal meledak yang sering disebut istilah Unexploded Ornance (UXO).
Di beberapa wilayah konflik/peperangan sperti di Lebanon, disana masih banyak diketemuan UXO peninggalan peperang yang terjadi sebelumnya. Sebagian bom gagal meledak ini telah berhasil diketemukan dan kemudian dijinakkan oleh pasukan pemeliharaan PBB, UNIFIL.
Berdasarkan laporan dari perwira penerangan Satgas POM Konga XXV-B, Lettu Laut M. Dahlan menyampaikan, didaerah penugasan Satgas POM, Kontingen Garuda XXV-B ini diduga masih banyak bom gagal meledak yang tersebar yang hingga kini belum terdeteksi keberadaannya. Hal demikian disampaikan, “ karena posisi yang acak pada wilayah-wilayah yang umumnya memiliki kontour perbukitan”.
Pada akhirnya, semua kerja keras yang dilaksanakan oleh Kontingen Garuda XX-G terbayarkan dengan diperolehnya penghargaan dari PBB yang telah mengharumkan nama baik Negara dan Bangsa Indonesia di mata dunia(rstm 113).
Dengan kondis demikian,meskipun Satgas POM memiliki fungsi utamya sebagai Polisi Militer, namun wilayah operasi tidak luput dari ancaman bahaya bom-bom tersebut. Sehingga dalam menjalankan tugasnya di Lebanon dilengkapi dengan alat alat deteksi bom.
Seiring keanekaragaman jenis bom yang telah diketemukan, Satgas POM sangat perlu untuk memperdalam pengetahuan pendeteksian dan tatacara penjinakan bom untuk menghidari kemungkinan yang terjadi.
Untuk memperdalam pengetahuan tersebut, Komandan Satuan Tugas Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo pada Sabtu (29/5) lalu menjalin kerjasama dengan Kompi Zeni dari negara Turki. Latihan dilaksankan di Markas Kompi Zeni. Adapun materi yang diajarkan, pengenalan jenis alat deteksi bom, cara pemakaian alat, pengenalan jenis bom khususnya yang sering diketemukan di wilayah Lebanon, dan cara pendeteksian bom bunuh diri serta bom mobil.
Ikut dalam kepelatihan tersebut, Kapten Laut (PM) Fajar Hasta Kusuma, Kapten Cpm Ashariarto dan Lettu Ckm Immanuel Ivanov Hutagalung.
Kontingen Garuda XX- G
Berbeda dengan Prajurit TNI yang tergabung Pasukan Pemeliharaan PBB di Kongo, Garuda XX – G Satgas Zeni TNI/ MONUC (Mission de I’Organisation de Nations Unies en Republique Democratique du Congo) yang saat ini sudah berjalan hampi satu tahun telah membangun infrastruktur, baik jalan, jembatan dan bangunan mendapat penghargaan Outstanding Job dari PBB. Pemberian penghargaan tersebut dilaksanakan beberapa waktu lalu dalam suatu acara CCC (Contingent Commander Conference) tingkat MONUC di Kinsasa.
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Force Commander - Letjen Babacar Gaye (Pimpinan Tertinggi Militer MONUC) kepada Komandan Kontingen Garuda XX-G - Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw, yang dihadiri oleh lebih dari 30 peserta dan 10 negara diantaranya Uruguay, Cina, Nepal, Africa Selatan, Bangladesh, Maroko dan Indonesia. Selain itu, Kontingen Garuda XX-G juga mendapatkan apresiasi dari CDU (Conduct Discipline Unit) yang menyebutkan bahwa Kontingen Garuda XX-G adalah salah satu dari tiga Negara yang tidak pernah melanggar pelanggaran, baik bersifat kriminal dan sexual selama penugasan di daerah operasi Kongo.
Dalam amanat tertulisnya Force Commander mengatakan, bahwa pemberian penghargaan berupa Outstanding Job yang diberikan kepada Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XX-G sangatlah layak, karena Kontingen Indonesia bekerja sangat keras, baik dan disiplin serta mempunyai dedikasi yang tinggi, sehingga hasil pekerjaanyapun sangat memuaskan sesuai yang diharapkan oleh PBB. Selain itu, efek baik dari pembangunan jalan yang sedang dibuat oleh Kontingen Garuda XX-G dari Dungu ke Faradje sepanjang 155 KM sangat bermanfaat bagi percepatan peningkatan perekonomian rakyat Kongo dan juga sangat mengangkat citra MONUC, khususnya di mata rakyat Kongo dan di mata dunia umumnya.
Acara Contingent Commander Conference yang dihadiri juga oleh Komandan Brigade Ituri - Brigjen ATM Zia UI Hasa dan Komandan dari Negara-Negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo, Kontingen Indonesia pun menjadi isu sentral mengenai jatuhnya penghargaan Outstanding Job. Dalam acara tersebut Komandan Brigade menghimbau kepada seluruh Komandan Kontingen agar bekerja keras seperti yang telah dilakukan oleh Kontingen Garuda XX-G, agar hasil dari pekerjaan tersebut dapat memuaskan dan dapat mengangkat citra baik MONUC di mata rakyat Kongo dan di mata dunia. Kepada Kontingen Indonesia , Komandan Brigade Ituri berharap agar kinerja yang sudah baik harus tetap dijaga bahkan harus ditingkatkan.
Penghargaan tertinggi dan apresiasi oleh organisasi terbesar di Dunia ini merupakan kebanggaan tersendiri, khususnya bagi anggota Kontingen Garuda XX-G dan umumnya bagi Bangsa dan Negara Indonesia . Penghargaan paling bergengsi yang diharapkan oleh semua kontingen yang tergabung dalam misi PBB ini adalah merupakan hasil kerja keras yang ditunjukkan oleh semua anggota Kontingen Garuda XX-G, dalam membangun infrastruktur yang ada di negara yang sedang konflik ini dan bukan merupakan hadiah atau pemberian semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar